Total Tayangan Halaman

Kamis, 10 Desember 2015

Psikologi Pendidikan Vygosky Vs Piget; Ridwan, MA

Perbandingan Teori Piaget dengan Teori Vygotsky
A. Teori Piaget
1.  Dasar Teori
            Teori kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam bidang pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira permulaan tahun 1960-an. Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya.
            Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu:
1)      Kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf;
2)      Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya;
3)      Interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social, dan
4)      Ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
            Sistem yang mengatur dari dalam mempunyai dua faktor, yaitu skema dan adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.
Piaget mengemukakan penahapan dalam perkembangan intelektual anak yang dibagi ke dalam empat periode, yaitu :
1)      Periode sensori-motor ( 0 – 2,0 tahun )
2)      Periode pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun )
3)      Periode operasional konkret ( 7,0 – 11,0 tahun )
4)      Periode opersional formal ( 11,0 – dewasa )
            Piaget memperoleh gelar Ph.D dalam biologi pada umur 21, ia kemudian tertarik pada psikologi dan mempelajari anak-anak abnormal di salah satu rumah sakit di Paris. Pada periode hidupnya, Piaget semakin tertarik pada logika anak dan metode berpikir yang berbeda-beda yang digunakan anak dalam menjawab peertanyaan pada usia yang berbeda pula. Selanutnya Piaget bekerja melakukan penelitian selama kurang lebih 40 tahun. Studinya dipusatkan pada persepsi anak dalam pemahamannya mengenai alam/benda, jumlah, waktu, perpindahan, ruang, dan geometri. Ia menganalisis operasi-operasi mental yang digunakan oleh anak, cara berpikir simbolis dan logika mereka.
            Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka.
           
2.  Implikasi Terhadap Pendidikan
            Teori Piaget membahas kognitif atau intelektual.  Perkembangan intelektual erat hubungannya dengan belajar, sehingga perkembangan intelektual ini dapat dijadikan landasan untuk memahami belajar.
            Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
a.       Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
b.      Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
c.       Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
d.      Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
e.       Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

Zona perkembangan proksimal adalah sebuah konsep yang diciptakan oleh psikolog mani Lev Vygotsky. Menurut Vygotsky, zona perkembangan proksimal "adalah jarak antara tingkat perkembangan aktual seperti yang ditentukan oleh masalah pemecahan independen dan tingkat perkembangan potensial ditentukan melalui pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau bekerjasama dengan rekan-rekan mampu lebih." (Vygotsky, 1978) Dengan kata lain, itu adalah berbagai kemampuan bahwa seseorang dapat melakukan dengan bantuan, tetapi belum bisa melakukan secara mandiri. 
Vygotsky percaya bahwa interaksi teman sebaya merupakan bagian penting dari proses pembelajaran. Agar anak-anak untuk belajar keterampilan baru, ia menyarankan pasangan siswa lebih kompeten dengan yang kurang terampil. Ketika seorang siswa di zona pembangunan proksimal, menyediakan mereka dengan bantuan yang tepat dan alat-alat, yang ia disebut sebagai perancah, memberikan siswa apa yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan tugas baru atau keterampilan. Akhirnya, perancah dapat dihapus dan siswa akan dapat menyelesaikan tugas secara mandiri. Adalah penting untuk menyadari bahwa zona pembangunan proksimal adalah target bergerak. Sebagai seorang pelajar memperoleh keterampilan baru dan kemampuan, zona ini bergerak semakin maju. 
Sebagai contoh, seorang guru di kursus psikologi eksperimental mungkin awalnya memberikan perancah bagi siswa dengan melatih mereka langkah-demi-langkah melalui percobaan mereka. Selanjutnya, guru secara perlahan bisa menghapus perancah dengan hanya memberikan garis besar atau deskripsi singkat tentang bagaimana untuk melanjutkan. Akhirnya, siswa akan diharapkan untuk mengembangkan dan melaksanakan eksperimen secara mandiri.

B. Teori Vygotsky
1. Dasar Teori
            Perkembangan kognitif dan bahasa anak-anak tidak berkembang dalam suatu situasi sosial yang hampa. Lev Vygotsky (1896-1934), seorang psikolog berkebangsaan Rusia, mengenal poin penting tentang pikiran anak ini lebih dari setengah abad yang lalu. Teori Vygotsky mendapat perhatian yang makin besar ketika memasuki akhir abad ke-20.
            Sezaman dengan Piaget, Vygotsky menulis di Uni Soviet selama 1920-an dan 1930-an. Namun, karyanya baru dipublikasikan di dunia Barat pada tahun 1960-an. Sejak saat itulah, tulisan-tulisannya menjadi sangat berpengaruh. Vygotsky adalah pengagum Piaget. Walaupun setuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, tetapi Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri.
          Vygotsky mengemukakan ada empat prinsip dasar kunci dalam pembelajaran, yaitu:
1)   Penekanan pada hakekat sosio-kultural pada pembelajaran (the sosiocultural of learning),
2)   Zona perkembangan terdekat (zone of proximal development),
3)   Pemagangan kognitif (cognitive appreticeship)
4)   Perancahan (scaffolding).




Keempat prinsip tersebut secara singkat dijelaskan berikut ini.
Prinsip pertama
          Menurut Vygotsky siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang lain dalam proses pembelajaran.
Prinsip kedua
          Menurut Vygotsky dalam proses perkembangan kemampuan kognitif setiap anak memiliki apa yang disebut zona perkembangan proksimal (zone of proximal development) yang didefinisikan sebagai jarak atau selisih antara tingkat perkembangan anak yang aktual dengan tingkat perkembangan potensial yang lebih tinggi yang bisa dicapai si anak jika ia mendapat bimbingan atau bantuan dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih berkompeten.
Prinsip ketiga
          Menurut Vygotsky adalah pemagangan kognitif, yaitu suatu proses dimana seorang siswa belajar setahap demi setahap akan memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan seorang ahli. Seorang ahli bisa orang dewasa atau orang yang lebih tua atau teman sebaya yang telah menguasai permasalahannya.
Prinsip keempat
          Menurut Vygotsky adalah perancahan atau scaffolding, merupakan satu ide kunci yang ditemukan dari gagasan pembelajaran sosial Vygotsky. Perancahan berarti pemberian sejumlah besar bantuan kepada seorang anak selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian secara perlahan bantuan tersebut dikurangi dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Berdasarkan uraian di atas, maka implikasi utama dari teori Vygotsky terhadap pembelajaran adalah kemampuan untuk mewujudkan tatanan pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok belajar yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda dan penekanan perancahan dalam pembelajaran supaya siswa mempunyai tanggungjawab terhadap belajar. (dari berbagai sumber)

2.  Implikasi Terhadap Pendidikan

            Pengaruh karya Vygotsky terhadap dunia pengajaran dijabarkan oleh Smith et al. (1998).
a.          Anak tetap dilibatkan dalam pembelajaran aktif, guru harus secara aktif mendampingi setiap kegiatan anak-anak. Dalam istilah teoritis, ini berarti anak-anak bekerja dalam zona perkembangan proksimal dan guru menyediakan scaffolding bagi anak selama melalui  ZPD.
b.         Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru, teman sebaya juga berpengaruh penting pada perkembangan kognitif anak.berlawanan dengan pembelajaran lewat penemuan individu (individual discovery learning), kerja kelompok secara kooperatif                    ( cooperative groupwork) tampaknya mempercepat perkembangan anak.
c.          Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluasa menjadi pengajaran pribadi oleh teman sebaya ( peer tutoring), yaitu seorang anak mengajari anak lainnya yang agak tertinggal dalam pelajaran. Foot et al. (1990) menjelaskan keberhasilan pengajaran oleh teman sebaya ini dengan menggunakan teori Vygotsky. Satu anak bisa lebih efektif membimbing anak lainnya melewati ZPD karena mereka sendiri baru saja melewati tahap itu sehingga bis adengan mudah melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak lain dan menyediakan scaffolding yang sesuai.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar