Resume: Muhammad Nijatullah Siddiqui,
Muslim Economic Thinking, (Yayasan Islam, Leicester,,UK),
Nama : Ridwan Mahasiswa PPs : Pendidikan Islam II
Mata Kuliah :
Metodologi Studi Islam
Mekanisme
Sistem Ekonomi Islam
Secara umum mekanisme yang ditempuh oleh sistem ekonomi Islam
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.Mekanisme Ekonomi
Mekanisme ekonomi adalah mekanisme melalui aktiviti ekonomi yang
bersifat produktif, berupa berbagai kegiatan pengembangan harta (tanmiyatul
mal) dalam akad-akad muamalah dan sebab-sebab kepemilikan (asbab at-tamalluk).
Berbagai cara dalam mekanisme ekonomi ini, antara lain; 1). Membuka kesempatan
seluas-luasnya bagi berlangsungnya sebab-sebab kepemilikan dalam kepemilikan
individu (misalnya, bekerja di sektor pertanian, industri, dan perdagangan).
2). Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi berlangsungnya pengembangan harta
(tanmiyah mal) melalui kegiatan investasi (misalnya, dengan syirkah inan, mudharabah,
dan sebagainya). 3). Larangan menimbun harta benda (wang, emas, dan perak)
walaupun telah dikeluarkan zakatnya. Harta yang ditimbun tidak akan berfungsi
pada ekonomi. Pada gilirannya akan menghambat peredaran kerana tidak terjadi
perputaran harta. 4). Mengatasi peredaran dan pemusatan kekayaan di satu daerah
tertentu saja misalnya dengan memeratakan peredaran modal dan mendorong
tersebarnya pusat-pusat pertumbuhan. 5). Larangan kegiatan monopoli, serta
berbagai penipuan yang dapat menjamin pasaran. 6). Larangan judi, riba, rasuah, pemberian
barang dan hadiah kepada penguasa. Semua ini akan
mengumpulkan kekayaan pada pihak yang kuat semata (seperti penguasa atau
koperat). 7). Memberikan kepada rakyat hak pemanfaatan barang-barang milik umum
(al- milkiyah al-amah) yang dikelola negara seperti hasil hutan, barang galian, minyak, elektrik, air dan sebagainya demi
kesejahteraan rakyat.
2.Mekanisme Non-Ekonomi
Mekanisme non-ekonomi adalah mekanisme yang tidak melalui aktiviti
ekonomi yang produktif, melainkan melalui aktiviti non-produktif, misalnya
pemberian (hibah, sedekah, zakat, dll) atau warisan. Mekanisme non-ekonomi dimaksudkan
untuk melengkapi mekanisme ekonomi. Iaitu untuk mengatasi peredaran kekayaan
yang tidak berjalan sempurna jika hanya mengandalkan mekanisme ekonomi semata.
Mekanisme non-ekonomi diperlukan baik kerana adanya sebab-sebab
alamiah maupun non-alamiah. Sebab alamiah misalnya keadaan alam yang tandus,
badan yang cacat, akal yang lemah atau terjadinya musibah bencana alam. Semua
ini akan dapat menimbulkan terjadinya gangguan ekonomi dan terhambatnya edaran
kekayaan kepada orang-orang yang memiliki keadaan tersebut. Dengan mekanisme
ekonomi biasa, edaran kekayaan boleh tidak berjalan kerana orang-orang yang
memiliki hambatan yang bersifat alamiah tadi tidak dapat mengikuti kegiatan
ekonomi secara normal sebagaimana orang lain. Bila dibiarkan saja, orang-orang
itu, termasuk mereka yang tertimpa musibah (kecelakaan, bencana alam dan
sebagainya) makin terpinggirkan secara ekonomi. Mereka akan menjadi masyarakat
yang miskin terhadap perubahan ekonomi. Bila terus berlanjutan, boleh
menyebabkan munculnya masalah sosial seperti jenayah (curi, rompak), rogol (pelacuran) dan
sebagainya, bahkan mungkin revolusi sosial.
Mekanisme non-ekonomi juga diperlukan kerana adanya sebab-sebab
non-alamiah, iaitu adanya penyimpangan mekanisme ekonomi. Penyimpangan
mekanisme ekonomi ini jika dibiarkan akan boleh menimbulkan ketimpangan edaran
kekayaan. Bila penyimpangan terjadi, negara wajib menghilangkannya. Misalnya
jika terjadi monopoli, hambatan masuk, baik administratif maupun
non-adminitratif-- dan sebagainya, atau kejahatan dalam mekanisme ekonomi
(misalnya penimbunan), harus segera dihilangkan oleh negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar