Total Tayangan Halaman

Selasa, 08 Desember 2015

MSI Konsep pendidikan menurut KH Ahmad Dahlan I Ridwan, MA

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan sangat cepat yang mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi perkembangan IPTEK tersebut pemerintah telah menetapkan suatu kebijaksanaan untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi setiap warganya.
Pencapaian kualitas pendidikan merupakan langkah yang harus dilakukan dengan usaha peningkatan kemampuan professional yang dimiliki oleh guru. Utamanya guru pendidikan agama Islam.
Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas manusia Ole karena   itu,   manusia   merupaka kekuata sentra dalam pembangunan, sehingga mutu dan sistem pendidikan akan dapat ditentukan keberhasilannya melalui peningkatan motivasi belajar siswa.
Kehidupan dan peradaban manusia di millenium ke-3 mengalami banyak perubahan. Dalam merespon fenomena itu, lembaga pendidikan berlomba dan berpacu mengembangkan kualitas pendidikan disegala bidang ilmu dan termasuk juga  penerapannya  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Era  yang  demikian memunculka sebuah   krisis   dimens spiritua dala kehidupa individu, masyarakat bahkan pada sektor yang lebih luas berbangsa dan bernegara.
Hal diatas menurut Abdul Majid disebabkan salah satunya dan yang sering dijadikasasaran adalah peranan serta efektivitas  pendidikaagama di sekolah sebagai  pemberi  nilai  spiritual  terhadap  kesejahteraan  dan  perdamaian  dalam





masyarakat. Dengan asumsi jika Pendidikan Agama Islam dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat pun akan lebih baik.1
Paragraf diatas mengindikasikan betapa pentingnya peranan pendidikan agama (Islam) dalam membangun moral suatu bangsa dan negara menuju gerbang kesejahteraan  daperdamaian.  Maka  lembaga-lembaga  pendidikan  mulai  dari tingkat  yang  paling  bawah  sampai  dengan  perguruan  tinggi  selayaknya  dan menjadi sebuah keharusan untuk memberikan materi-materi pelajaran yang bernuansa keagamaan.
Reorientasi pendidikan akhir-akhir ini menjadi perbincangan yang sangat menari untuk   dicermati Ha ini   menginga bahw pendidika memang memegang peranan sangat penting dalam peningkatan dan pembangunan bangsa tak terkecuali dalam pendidikan Islam yang saat ini berjalan belum mampu memberika nuansa baru kepada peserta didik sebagai penerus pemegang estafet kepemimpinan. Reorientasi ini tidak hanya bertujuan untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan  yang dirasakan,  tetapi terutama merupakan  suatu usaha penelaahan  kembali atas aspek-aspek  sistem pendidikayang berorientasi  pada rumusan tujuan yang baru.
Selain hal diatas, perkembangan  sains dan teknologi  yang semakihari semakin cepat sehingga tidak memungkinkan seseorang untuk mengikuti seluruh proses  perkembangannnya  menuntut  penguasaan  sains  dan teknologi  informasi bagi seluruh elemen bangsa dalam segala ranah kehidupan. Program peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM) hendaknya menjadi prioritas utama lembaga


1  Abdul Majid dan Dian Andayani,  Pendidikan  Agama Islam Berbasis Kompetensi:  Konsep dan
Implementasi Kurukulum 2004,. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Hal. 81





pendidikan Kualita SD terkait   era denga kualita pendidika yang merupakan produk dari lembaga pendidikan.
Paulo Freire beranggapan bahwa pendidikan merupakan ikhtiar untuk mengembalikan fungsi seabagai alat untuk membebaskan pendidikan sebagai alat untuk membebaskan manusia dari berbagai bentuk penindasan dan ketertindasan yang dialami oleh masyarakat; baik dari soal kebodohan sampai ketertinggalan.
Tidak hanya tokoh Barat saja yang menungkan pikirannya dalam rangka memperbaiki  kondisi  pendidikan  Islam.  Imam  Al-Ghazali  salasatunya,  Al- Ghazali   beranggapan    bahw pendidikan    Isla merupakan    saran untuk tercapainya  kesempurnaan  insani  yang  bermuara  pada  pendekatan  diri  kepada Allah  serta  kesempurnaan  insani  yang  bermuara  pada  kebahagiaan  dunia  dan
akhirat.2

Begitu  amat  pentingnya   pendidika Islam  sampai  menyedot   banyak perhatian  dari  intelektual   pendidikan baik  dari  Barat  ataupun  Islam.  Pada hakikatnya  kaum-kaum  intelektuayang berkecimpung  dalam dunia pendidikan menyepakati  bahwa  hanya  dengan  pendidikanlah  umat  manusia  akan mendapatkan  pencerahan dalam perkembangannya.  Dengan pendidikan manusia akan mampu melihat sesuatu yang belum pernah mereka lihat, dan akan mampu membedakan hal-hal yang baikdan buruk.
Secara garis besar pendidikan Islam merupakan suatu proses pembentukan individu berdasarkan  ajaran–ajaran  Islam yang diwahyukan  Allah SWT kepada
Nabi   Muhammma melalui   prose di  mana   individu   dibentuk   aga dapat

2  Fathiyah  Hasan Sulaiman,  Sitem Pendidikan  Versi Al-Ghazali,  (terj.)  FathuRahmat  May dan
Syamsuddin Asyrafi, dari judul asli Al-Mazhabut Tarbawi idn Al-Ghazali, (Bandung: Al-Maarif,
1986), cet. Ke-I, hlm. 14.





mencapai derajat yang tinggi sehingga ia mampu menunaikan  tugasnya sebagai kholifah di muka bumi, yang dalam rangka lebih lanjut mewujudkan kebahagiaan dunia   dan  akhirat.3    Tegasnya sebagaimana   yang  dikemukaka Ahma D. Mariban bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.4
Kalimat  diatas  adalah  upaya  yang  seharusnya  dilakukan  oleh  lembaga-

lembag pendidika denga tetap   mengutamaka ajaran-ajara Isla agar menjadi kosumsi primer yang diterima oleh peserta didik, sehingga peserta didik menyadari tugas dan fungsi Tuhan menciptakannya dimuka bumi. Dimana tujuan yang diharapkan adalah menjadi kholifah dimuka bumi yang mampu mewujudkan kebahagian dunia dan akhirat.
Senada dengan hal diatas, Prof. Dr. Zuhairini mengungkapkan bahwa pendidikan  adalah  pemberi  corak  hitam  putihnya  perjalanan  seseorang.  Oleh karena itu, ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kewajiban bagi laki-laki dan wanita dan berlangsung seumur hidup. Dalam bahasa lain disebut life long education   
Hitam dan putihnnya perjalanan hidup seseorang ditentukan dari salah satunya adalah faktor pendidikan, dimana ketika manusia mengetahui tugas dan
kewajibannya melalui sarana pendidikan, maka dengan sendirinya dan sadar diri


3 Hasan Langgulung. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam (Bandung: Al-Ma'arif, 1980) Hal. 94.
4 Ahmad D. Marimba. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Al-Ma'arif, 1980) hal. 23.
5  Zuhairini,  dkk,  Filsafat  Pendidikan  Islam,    (Jakarta:  Bumi  Aksra,  1995)  Hal.01.  Pendidikan dalam hal Ini sebagaimana  di utarakaProf. Zuhairini  bahwa ciri dari Pendidikan  Islam adalah perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran Islam. Dan untuk itu perlu adanya
usaha, kegiatan, metode, alat dan juga lingkungan hidup yang menunjang keberhailan pendidikan. Singkatnya, Pendidikan Islam secara umum adalah pembentukan kepribadian muslim. Lihat dalam Zuhairini, dkk., Ilmu Pendidikan Islam,  (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-4. Hal. 28.





manusia akan menjalankan  sesuatu yang diperintah  dan menjahusesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. Oleh karena itu pendidikan untuk umat manusia tidak mengenal ruang dan waktu, dimana manusia itu berada hendaknya dia melakukan proses pendidikan.
Pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.6    Dengan landasan  pemikiran  tersebut,  pendidikan  nasional  disusun  sebagai  usahsadar untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengembangkan  dirinya secara terus menerus dari satu generasi kegenerasi berikutnya.7
Dewasa  ini  perkembangan  dunia  modern  menuntut  bangsa  Indonesia

untuk senantiasa berupaya meningkatkan mutu ilmu pengetahuan dan teknologi, disamping   untuk   meningkatka kualita manusia   dala penguasaa dan pemanfaatan sains dan teknologi guna kesejahteraan masyarakat Indonesia dimasa depan.
Keberadaan sains dan teknologi yang maju secara tidak langsung mempengaruhi tatanan kehidupan juga termasuk sistem pendidikan, tuntutan dan kebutuhan dibidang pendidikan merupakan masalah yang penting dalam kelangsungan suatu bangsa. Sistem pendidikan dalam perkembangan ilmu pengetahua da teknolog yan multidimensiona ini   aka menyebabkan pendidikan kita berada lebih jauh tertinggal dengan kebutuhan dan perkembangan
bangs Indonesia Ole karena   it penguasaa da perkembanga ilmu

6  Undang-Undang  Sistem Pendidikan  Nasional (UU RI No.02 Th 1989) (Jakarta:  Sinar Grafika,
1999), hlm. 23
7 Ibid. hlm. 24





pengetahuan dan teknologi perlu diarahkan untuk memajukan kecerdasan dan kemampuan bangsa serta kesejahteraan seluruh masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Keadaan  pendidikan   suatu  bangsa  sangat  mempengaruhi   bangsa  itu, misalnya Indonesia merupakan salah satu negara sedang berkembang yang tengah giat-giatnymembangun dalam upaya memperbaiki  dan memajukan pendidikan yang ada agar menghasilkan generasi penerus dan pembangunan bangsa yang profesional.
Mekanisme institusional fundamental untuk mengembangkan manusia berpengetahuan  luas dan profesional adalah pendidikanPendidikan tidak hanya membekali manusia dengan pengetahuan dan keterampilan yang profesional saja tetapi juga memungkinkan orang dapat belajar untuk memperbaiki tingkat ekonominya, pendidikan juga merupakan nilai, cita-cita, sikap serta aspirasi yang secara langsung berkaitan dengan kepentingan pembangunan suatu bangsa.
Adanya kontak-kontak politik dan militer kolonial antara dunia islam dan Barat membawa akibat timbulnya kontak-kontak budaya dan pemikiran. Di dunia Islam  mulai  diperkenalkan  dan  berkenalan  dengan  peradaban  sekuler  yang  di Barat sudah tidak asing lagi. Pendidikan sekuler yang memberikan tekanan pada pembinaan pribadi yang demokrasi dengan dasar antroposentrik murni. Asas theosentrik,   masalah-masala sepiritual  manusia,  hubungan  yang  ada  antara realisasi  sepiritual  daesensi  nilai-nilai  moral,  hubungan  yang  integral  antara nilai-nilai moral dan tindakan manusia, semua terkucil dari persoalan pendidikan untuk   kemudia menjadi   masala pribadi Perbedaan-perbedaa pendidikan





sekuler  mengenai  pendidikan  dan  konsep  Pendidikan  Islam  sangat  mendasar walaupun banyak konsep-konsep mikro yang dapat dimanfaatkan dari Barat.8
Seperti pernyataan M. Rusli Karim, bahwa pada saat ini posisi pendidikan Islam berada pada posisi determinisme. Artinya, pada sejarah awalnya pendidikan Islam pernah mencapai puncak kejayaannya, ketika itu dunia islam mampu melahirkan banyak tokoh-tokoh ilmu pengetahuan yang berkaliber dunia dan bersama dengan perkembangan ilmu tersebut berkembang dan maju dalam peradaban  Islam.  tetapi  sekarang  ini,  kondisi  yang  terjadi  sebaliknya,  artinya dalam  realitas  praktis  pendidika Islam  seakan-aka tidak  berdaya karena
dihadapkan dengan realitas perkembangan masyarakat industri modern.9

Hal diatas menggambarkan bagaimana kontribusi tokoh-tokoh Islam yang pada waktu itu membawa Islam mencapai kejayaan pada masa itu, dimana dapat diketahui sosok seperti Ibnu Arabi, Ibnu Farabi, Ibnu Khaldun, Ibnu Thufail, Ibnu Sina, Ibnu Rusdy, dan Imam Ghazali serta tokoh Islam lainnya yang mampu memberikan  warna dalam perkembangan  dan peradabaIslam pada waktu itu, mulai dari pengetahuan  pengetahuan  theologi sampai pada sains dan teknologi. Karena disiplin pengetahuan itulah yang menjadi sebuah syarat bagi bangsa dan negar yang   ingi mendapatka predika sebaga negar yang   maj dan berkembang.  Akan  tetapi  seiring  dengan  perkembangan  zaman  yang  penuh dengan nuansa kapitalisme, maka seiring itu pula kejayaan Islam melaui tergerus. Islam  pada  dekade  ini  masih  belum  mampu  melahirkan  tokoh-tokoh  seperti
pendahulunya.  Hal  ini disebabkan  oleh  lemahnya  penghargaan  terhadap  tokoh

8 Munzir Hitami, Mengonsep Kembali Pendidikan Islam (Yokyakarta: LKiS, 2004), hlm. 3
9 M. Rusli Karim, Pendidikan Islam di Indonesia dalam Transformasi Social Budaya, dalam Buku
Pendidikan Islam di Indonesia antara Cita dan Fakta (Yokyakarta: Tiara Wacana, 1991), hal. 129





pendahulunya,  sehingga  masyarakat  enggan  untuk  kemudian  melestarikan  dan bahkan meneruskan pemikiran-pemikiran tokoh terdahulu.
Perlu kita ketahui bahwa kita hidup dalam lingkaran wacana pragmatisme yang mau mendorong kita supaya menyesuaikan diri dengan fakta-fakta realitas. Impian-impian  dan utopia-utopia,  disebutnya  tidak tak berguna,  tetapi sungguh menghambat. (bagaimana pun juga, impian dan utopia merupakan bagian intrinsik setiap praktek pendidikan dengan daya kekuatan untuk menyibak topeng-topeng
kebohongan yang dominan)10.

Disatu sisi yang lain, pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupaini, tidak ada satu hal pun kehidupan  di dunia ini yang bisa terlepas  dari  pendidikan,  baik  itu ekonomi,  politik,  hukum,  dan  yang lainnya. Dalam setiap aspek kehidupan  membutuhkan  pendidikan  meskipun  pendidikan yang dilakukan  dalam setiap aspek berbeda-beda  tergantung  pada bidang yang digeluti.
Begitu urgennya masalah pendidikan, sehingga begitu banyak para pakar ataupun tokoh yang senantiasa berupaya untuk melahirkan pemikiran-pemikiran tentang pendidikan. Baik yang sifatnya pengetahuan yang benar-benar baru yang sebelumya belum ada ataupun pemikiran-pemikiran yang sifatnya pengembangan atau diadakan inovasi dari pemikiran yang ada.
Hal ini dilakukan semuanya  tidak lain adalah supaya pendidikabenar- benar mengena pada sasaran, yakni dapat bermanfaat  dalam kehidupan terlebih
lagi supaya peradaban yang ada semakin maju dan berkembang.



10 Paulo freire, Pedagogi Pengharapan, (Yogyakarta: KANISIUS,2005), hal.7.





John Vaisey maupun B.G. Tilak Jandhalaya dalam Fadjar mengemukakan bahwa pendidikaadalah dasar dari pertumbuhan  dan perkembangan  ekonomi, sains dan teknologi, menekan dan mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan, serta peningkatan kualitas peradaban manusia pada umumnya. Selanjutnya, John Vaisey mengemukakan argumennya bahwa sejumlah besar dari apa  yang kita  ketahui  diperoleh  dari proses  belajar  secara  formal  di lembaga-
lembaga pendidikan termasuk lembaga pendidikan Islam.11

Akan tetapi, di sini tidak akan dibicarakan secara panjang lebar mengenai peranan pendidikan  pada semua aspek kehidupamelainkan  lebih dispesifikan pada pendidikan Islam itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui sekarang ini dunia sedang mengalami  degradasmoral, yang mau tidak mau pendidikan  Islam itu sendiri mempunyai andil dalam hal ini.
Telah banyak contoh nyata yang dapat kita lihat dari degradasi moral itu sendir sala satunya   yakni   tercerabutny nilai-nila yang   tertana pada masyarakat. Pada zaman sekarang ini kekerasan sudah biasa terjadi bahkan dikalangan para pelajar yang sedang menuntut ilmu. Hal ini sebenarnyadalah sebuah  fenomena  yang  sudah  dapat  diramalkan  oleh  para  praktisi  pendidikan karena pendidikan yang ada pada saat ini lebih banyak menekankan para peserta didiknya pada kemampuan kognitifnya saja tanpa dibarengi dengan kemampuan dalam bidang afektifnya. Pendidikan pada masa sekarang ini lebih bertujuan untuk menceta generas yang   dibutuhka ole pasa modal,   lembaga-lembaga
pendidikan  beramai-ramai  mencetak  lulusan  yang  hanya  siap  untuk  bekerja



11 Mulyono, Desain Dan Pengembangan Pembelajaran PAI, Buku Diktat (Malang: 2007), hlm. 15.





sebagai bekal hidupnya. Fenomena ini sebanarnya juga tidak bisa dikatakan salah sepenuhnya,  karena  kita ketahui  kehidupan  yang ada pada saat ini serba  sulit. Akan tetapi, keterampilan  untuk bermasyarakat  juga sangat dibutuhkan,  hal ini karena manusia selain sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial yang senantiasa  harus berinteraksi  antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu kemampuan dalam bidang afektif juga harus dikembangkaseimbang dengan kemampuan-kemampuan yang lainnya.
Kondisi pendidikan Isl;am yang demikian itu harus segera diatasi dengan cara menumbuhkan  dan mengembangkan  pendidikan Islam melalui serangkaian kajian dan penelitian,  bahkan  mugkin  menghadirkan  kembali  tokoh-tokoh  atau intelektua muslim   yang   bergelut   dala pendidika Islam.   Tokoh-tokok intelektual muslim dari zaman klasik, pertengahan sampai dengan zaman modern ini. Tokoh-tokoh intelektual muslim pada era klasik seperti Ibn Miskawaih, Al- Qabisi, Al-Mawardi, Ibn Sina, dan Al-Ghazali, juga ada tokoh yang berasal dari abad pertengahan  seperti, Burhanuddin  az-Zarnuji  dan Ibn Jamaah.  Sementara tokoh-tokoh intelektual muslim modern dari Indonesia diwakili oleh Abdullah Ahmad dari Sumatera Barat, Ahmad Sanusi dari Jawa Barat, dan Imam Zarkasyi
dari Jawa Timur.12
Tokoh-toko itulah yang pada perkembangan selanjutnya mampu merekontruksi konsep pendidikan Islam yang disesuaikan dengan realitas dan kebutuhan  zaman,  serta  memberikan  ruang  seluas-luasnya  pada  peserta  didik untuk mengeksplorasikan segala potensi dan fitrah yang terkandung dalam dirinya


12  Dr. H. Abuddin  Nata,  Pemikiran  para  Tokoh  Pendidikan  Islam,  (Jakarta:  PT.  RajaGrafindo
Persada, 2003), cet. Ke-3, hlm. 2-3.





agar kemudian peserta didik mampu mengembangkan  potensi dasar yang sudah dimilikinya tersebut dengan tidak melupakan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh Islam.
Dalam Islam sendiri percaya bahwasannya setiap manusia mempunyai potensi-potensyang dibawahnya sejak lahir dan di sini pendidikan mempunyai tugas  untuk  mengembangkan  potensi  tersebut  sehingga  dapat  dijadikan  bekal untuk hidup di dunia ini.
Islam adalah syariat yang diturunkan kepada umat manusia dimuka bumi ini agar mereka  beribadah  kepada-Nya.  Penanaman  keyakinan  terhadaTuhan hanya bisa dilakukan melalui proses pendidikan baik di rumah, sekolah maupun lingkungan.   Pendidika Agama   Islam   merupaka kebutuha manusi yang dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di muka bumi, serta pendukung dan pemegang kebudayaan.
Dalam pendidikan itu sendiri memang mencakup banyak hal yakni tujuan dari pada diadakannya  pendidikan  itu sendiri, kurikulum  yang dipakai dan lain sebagainya yang tidak lain merupakan cara seorang pendidik untuk dapat mengeluarkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik semenjak dia lahir.
Dari uraian yang panjang tersebut, pada hakikatnya Islam masih memiliki sosok  tokoh  yang kemudian  padam  pandangan  sejarah,  tokoh  tersebut  banyak memberikan kontribusi terhadap perkembangan sosial, budaya, dan bahkan pendidikan  Indonesia.  Tokoh  tersebut  adalah  K.H.  Ahmad  Dahlan  daK.H. Hasyim  Asyari.  Dimana  kontribusi  yang  mereka  berikan  tidak  hanya  dalam berkutat dalam masalah Theologi, akan tetapi jauh dari pada itu merak juga turut





serta memperjuangkan  kemerdekaan  Indonesia.  Dan salah satu kontribusyang meraka berikan adalah dalam pengembangan dunia pendidikan. Karena menurut merka pendidikan adalh salah saru pilar yang harus dikembangkan dalam sebuah bangsa dan negara.
Pendidikan Islam yang selanjutnya akan dikaji ini adalah berdasarkan pada pemikiran  tokoh  yang  mempunyai  kontribusi  besar  terhadap  pendidikan  yang berasal  darIndonesia  yakni  K.H.  Ahmad  Dahlan  daK.H.  Hasyim  Asyari, penulis merasa tertarik untuk mengkaji pemikiran kedua tokoh tersebut, karena kedua tokoh tersebut merupakan seorang pemikir kontemporer yang menaruh perhatian besar terhadap upaya Islamisasi ilmu pengetahuan. Pemikirannya mempunyai relevansi dengan perkembangan sains dan teknologi, serta mengikuti perkembangazaman, bahkan dalam tulisannya beliau berupaya mengantisipasi masa depan. Tetapi perlu diketahui pengangkatan topik pada skripsi ini tidak bertujuan untuk merendahkan para pakar pendidikan yang lainnya.
Dalam pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asyari, beliau percaya  bahwa  manusia  mempunyai  potensi  bawaan  semenjak  lahirselain itu beliau   juga   berpendapa bahw lingkunga sekita manusia   tingga juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnyaOleh sebab itu K.H. Hasyim Asyari menyebutkan yang dituangkan dalam salah satu karya terbaiknya, Adam al-‘Alim wa al-Mutaallim, K.H. Hasyim Asyari menyebutkan bahwasannya pendidikan itu penting sebagai sarana untuk mencapai kemanusiaannya, sehingga menyadarsiapa sesunggunhnya  penciptanya,  untuk apa diciptakan,  melakukan segala perintahnya dan menjahui segala larangannya, untuk berbuat baik di dunia





dengan menegakkan keadilan, sehingga layak disebut makhluk yang lebih mulia dibanding makhlu-makhluk lain yang diciptakan Tuhan.13
Menurut   beliau,  tujuan  diberikanny sebuah  pendidika pada  setiap manusia ada dua, yaitu :
1.   Menjadi insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2.   Insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.14

Setidakanya dua poin diataslah yang menjadi rujukan bagi K.H. Hasyim Asyari tentang betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan maka dengan sendirinya manusia akan terdidik untuk menjadi manusia yang sempurna dalam memahami dirinya dan yang menciptakannya. Dengan demikian, manusia akan memahami tugas dan kewajiban sebagi hamba Allah yang diciptakannya  dan sebagai  bagain dari rakyat Indonesia  yang tetap mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Bila dilhat lebih jauh, tujuan pendidikan yang disampaikan oleh K.H. Hasyim Asyari memang lebih mengarah  pada aspek Theologi.  Karena dengan menjadikan aspek tersebut sebagai dasar, maka apapun aktiviats yang dilakukan oleh manusia akan tetap berlandaskan dengan nilai-nilai keislaman yang nantinya segala aktivitas tersebut mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Kemudian,  mengenai  pemikiran  K.H.  Ahmad  Dahlan.  Dalam  haini penulis ingin mengungkapkan pembahasan mengenai pandangan K.H. Ahmad Dahlan  terhadap  pendidikan,  perlu  kiranya  sedikit  menengok  sejarah  panjang
yang melatarbelakangi terbentuknya ide dan gagasan dari para pejuang dan guru

13  Muhammad  Rifai, KH. Hasyim  Asyari  : Biografi  Singkat  1871-1947,  (Jogjakarta  : Ar-Ruzz
Media, 2010), hlm. 85-86.
14 Ibid, hlm. 86.





bangsa  kita.  Kegelisahan  para tokoh  pendidikan  semisal  K.HAhmad  Dahlan, K.H. Hasyi Asyari dan lainnya merupakan bentuk jawaban dari ketidakpuasan mereka terhadap kondisi bangsa yang terjajah.
Dunia pendidikan juga ternyata telah diracuni oleh penjajah demi kepentingan pribadi dan kelangsungan hidup mereka di bumi pertiwi. Berangkat dari keprihatinan itulah yang mendorong perjuangan melalui bidang pendidikan menjadi  perhatian  serius  para  tokoh-tokoh  pejuang  bangsa  ini.  Karena  hanya dengan pendidikanlah bangsa ini bias maju dan terbebas dari cengkeraman kaum imperialisme.

Inilah di antara sebab yang melatarbelakangi perlunya didirikan lembaga- lembaga pendidikan melalui wadah organisasi Muhammadiyah oleh K.H. Ahmad Dahlan. Secara umum, pendidikan Islam pada masa penjajahan dapat dipetakan dalam dua periode besar; masa penjajahan Belanda, dan masa penjajahan Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar