Total Tayangan Halaman

Sabtu, 07 November 2015

MSI Kelompok Politik Islam Dianggap Sebagai Ancaman

Laporan Bacaan Mingguan
Nama/NIM : Ridwan, S.Pd.I / 23111303-2  Mahasiswa PPs : Pendidikan Islam II
Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam
 Desen Pengasuh : Prof. Drs. Yusny Saby, MA.Phd
Potret Umat Islam dipersepsikan menjadi ancaman bagi dunia, sumber republika.co.id Selasa, 12 Oktober 2010
Kelompok Politik Islam Dianggap Sebagai Ancaman
Kebangkitan kelompok politik Islam di Timur Tengah dianggap ancaman bagi seluruh umat manusia. Setidaknya ini yang disampaikan oleh tokoh agama Kristen sedunia yang menghadiri musyawarah gereja di Vatikan bulan ini. "Seluruh warga di Timur Tengah, baik umat Kristen, Muslim dan Yahudi harus mampu menghadapi kelompok ekstrim ini bersama-sama," ungkap Patriakh Gereja Alexandria di Mesir Antonius Naguib.
Naguib menyatakan, banyak umat Kristen yang memutuskan keluar dari Timur Tengah, karena konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel. Selain itu kondisi serupa juga terjadi di Iraq, di mana situasi ekonomi dan kebangkitan kelompok Islam fundamental serta pemenggalan kebebasan terus terjadi.
Selain itu Naguib juga melontarkan kritikan yang terjadi di Wilayah Palestina. "Keadaan amat sulit di sana (Palestina) yang tentunya tidak dapat diterima dengan akal sehat. Posisi kelompok Kristen Arab amatlah sangat sulit," cetus Naguib. Lebih lanjut Naguib menilai kondisi Palestina saat ini memungkinkan tumbuhnya kelompok fundamentalis.
Suara senada juga terdengan di Jerman dan perancis, ironisnya hasil penelitian Islam dipersepsikan sebagai ancaman, Sekurangnya 40% warga Jerman dan Prancis menganggao Islam sebagai ancaman. Demikianlah hasil survey Ifop yang dirilis di harian Prancis, Le Monde, seperti dilaporkan examiner.com. 
Menurut survey, responden Prancis yang menganggap Islam sebagai ancaman mencapai 42 persen. Sementara 22 persen menganggap Islam sebagai faktor keragaman budaya. Sementara di Jerman, responden yang menganggap Islam sebagai ancaman mencapai 40 persen, dan 24 persen menilai Islam memperkaya budaya.
Di kedua negara, mayoritas responden menilai integrasi Muslim dalam masyarakat mereka belum terjadi. Mereka bahkan menilai tidak terintegrasi sama sekali. Pendapat ini dikemukakan oleh 68 persen responden Jerman dan 75 persen responden Prancis. Sekitar 5 hingga 6 juta Muslim tinggal di Prancis, yang merupakan negara Eropa dengan populasi Muslim terbesar. Sementara di Jerman adal 4 juta Muslim. Jumlah Muslim di Prancis sebenarnya tidak terdata dengan benar karena banyaknya imigran ilegal.

Mengenai pengaruh dan kehadiran Islam, 55 persen responden Prancis dan 49 persen responden Jerman mengatakan terlalu kentara.
Alasan rendahnya integrasi Muslim, 61 persen responden di Prancis dan 67 persen di Jerman mengatakan Muslim menolak untuk berintegrasi. Baru-baru ini, Kanselir Jerman Angela Merkel mengejutkan dunia dengan mengatakan model multikultur yang diadopsi Jerman untuk mengakomodasi jutaan Muslim di sana telah gagal total.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar