PEMIKIRAN
ISLAM DI INDONESIA
KONSEP DAN
PERKEMBANGAN
PEMIKIRAN
MUHAMMADIYAH
MAKALAH
Dosen Pembimbing
Pof. Dr. H.
Misri A. Muchsin, MA
Disusun Oleh:
RIDWAN
Mahasiswa Pasca Sarjana
Jurusan Pendidikan Islam II
NIM. 23111303-2
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA
ACEH
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Muhammadiyah adalah suatu organisasi, merupakan alat
perjuangan untuk mencapai suatu cita. Muhammadiyah didirikan diatas
(berlandaskan) dan untuk mewujudkan pokok pikiran yang merupakan
prinsip-prinsip/ pendirian-pendirian bagi kehidupan dan perjuangan. Pokok
pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu adalah hak dan nilai hidup
Muhammadiyah secara ideologis.
Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu
telah terkonsep dalam isi ideologi Muhammadiyah pada Muqaddimah Anggaran Dasar
pada hakekatnya merupakan ideologi Muhammadiyah yang memberi gambaran tentang
pandangan Muhammadiyah mengenai kehidupan manusia di muka bumi ini, cita-cita
yang ingin diwujudkan dan cara-cara yang dipergunakan untuk mewujudkan
cita-cita tersebut. Sebagai sebuah ideologi, Muqaddimah Anggaran Dasar menjiwai
segala gerak dan usaha Muhammadiyah dan proses penyusunan sistem kerjasama yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuannya.
Pertama Hidup manusia harus berdasar Tauhid
(meng-Esakan) Allah; ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada
Allah”, kedua “Hidup manusia itu bermasyarakat”, ketiga “Hanya hukum Allah yang
sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi
yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam menuju
hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, didunia dan akhirat”, keempat “Berjuang
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah berbuat ihsan
dan islah kepada manusia/ masyarakat”, kelima “Perjuangan menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat
berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba) perjuangan para Nabi terutama
perjuangan Nabi Muhammad SAW”, keenam “Perjuangan mewujudkan pokok-pikiran
tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil,
bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan
yang sebaik-baiknya”, ketujuh “Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian seperti yang
diuraikan dan diterangkan di muka itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan
ideologinya terutama untuk mencapai tujuan yang menjadi cita-citanya, ialah
terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir batin yang diridhai Allah, ialah
Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”
Muhammadiyah adalah gerakan berasas Islam,bercita-cita
dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk
melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah dimuka
bumi.
Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah
yang diwahyukan kepada para Rosul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa
dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW sebagai hidayah dan
rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan
hidup materiil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lahirnya
Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di
Kampung Kauman Yogyakarta pada 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 oleh
Muhammad Darwis yang kemudian dikenali sebagai K.H. Ahmad Dahlan.
Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta
sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan umat Islam pada
waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang
bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada
ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Oleh kerana itu
beliau memberikan pengertian keagamaan di rumahnya di tengah kesibukannya
sebagai Khatib dan pedagang.
Semula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan
kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan rakannya. Profesinya
sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat
ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke
luar daripada Pulau Jawa. Untuk mengorganisasi kegiatan tersebut maka didirikan
persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada di seluruh penjuru
negeri.
Di samping memberikan pelajaran / pengetahuannya kepada
laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum perempuan muda dalam forum
pengajian yang disebut “Sidhratul Muntaha”. Pada siang hari pelajaran untuk
kanak-kanak lelaki dan perempuan. Pada malam hari untuk kanak-kanak yang telah
dewasa.
Di samping memberikan kegiatan kepada laki-laki,
pengajian kepada ibu-ibu dan kanak-kanak, beliau juga mendirikan
sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah
dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah ialah
sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namanya menjadi Kweek School Muhammadiyah,
tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri perempuan sendiri, dan
akhirnya pada tahun 1930 namanya diubah menjadi Mu`allimin dan Mu`allimat.
B. Muhammadiyah Pada Masa Penjajahan
Pada masa ini, perintisan yang dilakukan K.H.A.Dahlan
mengarah pada ajakan untuk melaksanakan islam secara benar sesuai dengan
tuntunan AL-Qur’an dan As-sunah shahihah, wujud rintisan K.H.A.Dahlan antara
lain :
- Pada tahun 1898, beliau meluruskan
arah kiblat secara benar dengan serong kearah barat laut 24,5 derajat.
- Bermula dari sekolah yang dirintis
di teras rumah K.H.A Dahlan dan akhirnya beliau membangun gedung standard
school med de Qur’an hingga akhirnya pendidikan Muhammadiyah terus
berkembang.
- K.H.A Dahlan yang dibantu
K.H.Suja’ merintis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada 15 Februari1923.
- Pada tahun 1922, didirikan mushala
khusus wanita.
- Pada 23 Februari 1923, K.H.A
Dahlan wafat.
Perjuangan Muhammadiyah
tetap dilanjutkan oleh murid-murid beliau dan terus mengalami perkembangan
seperti :
- H.Karim Amrullah yang bergelar
H.Rasul pemimpin perkumpulan Sandi Aman di Padang bergabung dengan
Muhammadiyah.
- Dipercayakannya Consul-Consul di
luar pulauJawa kepada :
a). AR Sutan Mansyur consul untuk pulau Sumatera.
b). M.Hasan Tjorong consul untuk pulau Kalimantan.
c). D.Muntu consul untuk pulau Sulawesi.
C. Muhammadiyah Pada Masa Kemerdekaan
Rasa kecintaan Muhammadiyah terhadap tanah
air dibuktikan dengan di bentuknya perkumpulan Hisbul Wathan yang berarti
pembela tanah air. Beberapa aktivisnya yaitu bapak Sarbini dan Jend.Sudirman.
Setelah Indonesia merdeka, putera terbaik Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusuma
menjadi anggota BPUPKI untuk merumuskan Pancasila. Pada 17 Agustus 1945,
Muhammadiyah membidani lahirnya partai Masyumi yang diresmikan pada 7
November 1945.
D. Muhammadiyah Pada Masa Orde Lama
Kemenangan Partai Masyumi pada 1955, membuat
PKI dan antek-anteknya menaruh dendam hingga menuduh Masyumi terlibat dalam
pemberontakan PRRI di Sumatera. PKI membujuk penguasa pada saat itu untuk
membubarkan Masyumi yang tentu akan mengancam eksistensi Muhammadiyah. Tetapi,keputusan
tertingi tetap di tangan presiden Soekarno.
Dampak dari permasalahan tersebut, banyak
tokoh Masyumi yang notabene aktivis Muhammadiyah
dijebloskan ke penjara yakni :
1.
Buya HAMKA
2.
Mr.Kasman Singidimejo
3.
dr.Yusuf Wibisono
Pada 1959, dikeluarkan dekrit presiden yang
memberi waktu pada Masyumi untuk membubarkan diri. Lalu dalam rangka
menyelamatkan Muhammadiyah dari hasutan PKI terhadap presiden, diberikanlah
predikat “Anggota Setia Muhammadiyah” kepada Ir.Soekarno.
E.
Muhammadiyah
Pada Masa Orde Baru
Pada masa ini, Muhammadiyah menata kembali
organisasinya dan turut membantu pemerintah dalam menumpas PKI. Namun setelah
cukup lama berkuasa, mulai terjadi penyelewengan-penyelewengan. Semua
organisasi Massa dan politik tidak ada yang boleh menentang kata-kata
pemerintah. Pada 1977, munculnya krisis moneter yang menyerang bangsa
Indonesia. Hal ini mendorong para aktivis untuk ikut bersama gelombang
masyarakat untuk melengserkan rezim orde baru. Akhirnya pada 22 Mei 1998, rezim
orde baru tumbang, dan digantikan dengan Masa Reformasi yang satu diantara
penggeraknya ialah Prof. DR.H.Amien Rais.
F. Muhammadiyah Pada Masa Reformasi
Dalam siding Tanwir di Semarang pada 1998,
Muhammadiyah merelakan Prof.DR.H. Amien Rais untuk melepaskan jabatannya sebaga
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah guna menjaga agar kondisi perpolitikan tidak
menghambat gerak juang Muhammadiyah.
Pada Sidang Tanwir Muhammadiyah bulan
Februari 2002 di Bali, Muhammadiyah merumuskan khittah berbangsa dan bernegara
yang isi nya mempertegas statement Ujung Pandang dan Khittah Surabaya.
Muhammadiyah mengihimbau kadernya yang
berpolitik riil agar memperhatikan :
1.
Mengedepankan kejujuran
2.
Menjadi Uswatun Khasanah
3.
Melakukan Islah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar