Kata al-aqsam
jamak dari kata qasam. Berarti sumpah. Ungkapan sumpah dalam bahan
Arab berasal dari kata kerja, uqsimu kemudian disertai huruf ba’.
Jadi uqsimu billah artinya aku bersumpah atas nama Allah. Seperti
firman Allah SWT (yang artinya), "Mereka bersumpah dengan nama Allah
dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: 'Allah tidak akan membangkitkan orang
yang mati'." (An-Nahl: 38).
Berhubung sumpah
itu banyak digunakan orang, kata kerja sumpah dihilangkan sehingga yang dipakai
hanya huruf ba’nya saja. Kemudian huruf ba’ diganti dengan
huruf wawu, seperti firman Allah, "Demi malam apabila
menutupi (cahaya siang)." (Al-Lail: 1). Kadang-kadang digunakan
huruf-huruf ta’. Firman Allah, "Demi Allah, sesungguhnya aku
akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu." (Al-Anbiya':
57). Tapi, huruf wawu paling banyak dipakai.
Urgensi
Sumpah
Sumpah bagi
manusia bertujuan untuk mengikat diri untuk tidak melakukan sesuatu atau
melakukan sesuatu. Tapi, sumpah bagi Allah adalah untuk menekankan berita
sesudahnya dan menguatkan kandungan ungkapan yang dimaksud. Sebab, menurut Abul
Qasim al-Qusyairi bahwa suatu hukum akan menjadi lebih kuat kalau disertai
saksi atau sumpah. Sumpah merupakan penekanan yang terkenal untuk memantapkan
jiwa dan menguatkannya. Al-Qur'an turun kepada seluruh manusia. Mereka
menyikapinya bermacam-macam, di antaranya ada yang ragu, ada yang ingkar, dan
ada pula yang menentang habis-habisan. Maka, sumpah dalam Al-Qur'an dalam
rangka menghilangkan keraguan dan membatalkan syubuhat (kesamaran), menegakkan
hujjah (argumen) dan menguatkan berita, serta menekankan hukuman dengan
sebaik-baik gambaran, demikian pendapat Syaikh Manna’ al-Qaththan.
Macam-Macam
Sumpah
Sumpah yang
dilakukan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an berkisar antara dua hal. Dia bersumpah
dengan Diri-Nya yang menunjukkan kebesaran-Nya. Dalam hal ini terdapat tujuh
ayat dalam Al-Qur'an.
1. Pertama:
"Orang-orang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah: 'Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan
dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.'
Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (At-Taghabun: 7).
2. Kedua:
"Katakanlah: 'Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang ghaib,
sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu ...'." (Saba’: 3).
3. Ketiga:
"Dan mereka menanyakan kepadamu: 'Benarkah (azab yang dijanjikan)
itu?' Katakanlah: 'Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan
kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)'." (Yunus: 53).
4. Keempat:
"Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan merka bersama
syaithan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan
berlutut." (Maryam: 68).
5. Kelima:
"Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua."
(Al-Hijr: 92).
6. Keenam:
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan,
dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (An-Nisa’: 65).
7. Ketujuh:
"Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan
terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha
Kuasa." (Al-Ma’arij: 40).
Dia bersumpah
dengan makhluk-Nya. Pada bagian ini cukup banyak dalam Al-Qur'an, seperti, "Demi
matahari dan cahayanya di pagi hari (1) dan bulan apabila mengiringinya (2) dan
siang apabila menampakkannya (3) dan malam apabila menutupinya (4) dan langit
serta pembinaannya (5) dan bumi serta penghamparannya (6) dan jiwa serta
penyempurnaannya (ciptaannya)." (Asy-Syams: 1-7).
"Demi
malam apabila menutupi (cahaya siang) (1), dan siang apabila terang benderang
(2), dan penciptaan laki-laki dan perempuan (3)." (Al-Lail: 3-1).
"Demi
fajar (1) dan malam yang sepuluh (2) dan yang genap dan yang ganjil (3) dan
malam bila berlalu (4)." (Al-Fajr: 1-4).
"Dan
apabila binatang-binatang liar dikumpulkan (5), dan apabila lautan dipanaskan
(6), dan apabila roh-roh dipertemukan dengan tubuh (7), apabila bayi-bayi
perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya (8), karena dosa apakah dia dibunuh
(9), dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia ) dibuka (10), dan
apabila langit dilenyapkan (11), dan apabila neraka Jahim dinyalakan (12), dan
apabila surga didekatkan (13), maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang
dikerjakannya (14), sungguh Aku bersumpah dengan bintang-bintang." (At-Takwir: 5–15).
"Demi
(buah) Tin dan (buah) Zaitun (1), dan demi bukit Sinai (2)." (At-Tin: 1-2).
Dan, sekali
Allah bersumpah dengan Nabi Muhammad saw. karena kedudukan dan kemuliaannya di
sisi Allah (HR Ibnu Abbas), yaitu dalam surah Al-Hijr ayat 72. Sementara,
sumpah bagi hamba Allah tidak boleh, kecuali dengan menyebut nama Allah,
seperti sabda Rasulullah saw. "Barang siapa yang bersumpah dengan
selain Allah, maka Dia telah melakukan Syirik." (HR Ahmad).
Dari segi
ungkapan, sumpah dalam Al-Qur'an terkadang menggunakan jumlah khabariyah
(bersifat berita) dan model ini terbanyak, seperti firman Allah SWT, "Maka
demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar
(akan terjadi) ...." (Adz-Dzariyat: 23). Terkadang juga menggunakan
jumlah thalabiyah (bersifat permintaan), seperti firman Allah SWT, "Maka
demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua. Tentang apa yang mereka
kerjakan dahulu." (Al-Hijr: 92-93).
Terkadang
sumpah itu menggunakan sesuatu yang ghaib seperti contoh di atas. Terkadang
pula menggunakan sesuatu yang nyata seperti sumpah matahari, bulan, malam,
siang, langit, bumi, dll. Sumpah itu terkadang disampaikan tanpa jawaban karena
agar lebih mantap, seperti firman Allah SWT, "Demi langit yang
mempunyai gugusan bintang. Dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan
yang disaksikan. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit."
(Al-Buruj: 1-4).
Dan, yang
paling sering adalah sumpah dengan menyebutkan jawabannya, seperti firman Allah
SWT, "Demi matahari dan cahayanya di pagi hari .... Sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikannya ...." (Asy-Syams: 1-9).
Demikian juga firman Allah, "Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun ....
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya." (At-Tin:1-4).
Referensi:
Manna al-Qaththan, Mabahits Fii Ulumil Qur’an
(Beirut: Ar-Risalah 1420 H/1999 M), Cet. II
Jalaluddin asy-Suyuthi, Al-Itqon fii Ulumil Qur’an,
Tahqiq M. Abul Fadhl Ibrahim (Beirut: Al-Maktabah Al-Ashrah, Th. 1408/1998 M),
tanpa Cetakan, Juz 4
Ibnu Taimiyah, Majmu’ Fatawa (Riyadh; Daar Alamul
Kutub, Th.1412 H/1991 M), tanpa Cet, Juz 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar