Laporan Bacaan Mingguan
Nama/NIM : Ridwan, S.Pd.I / 23111303-2 Mahasiswa PPs : Pendidikan Islam II
Mata Kuliah :
Metodologi Studi Islam
Desen Pengasuh
: Prof. Drs. Yusny Saby, MA.Phd
Sirajudin Abbas, I’tikad
Ahlussunnah Wal Jamah (Jakarta: Pustaka Tarbiyah Baru, 2006),
Firqah
Ahlusunnah wal Jama'ah
Ahlussunnah wal jama’ah
sebagai: kelompok atau golongan yang senantiasa komitmen mengikuti sunnah Nabi
saw. dan thariqah para sahabatnya dalam hal akidah, amaliyah fisik (fiqh), dan
akhlaq batin (tasawwuf). Terdiri dari dua suku kata, yaitu as-Sunnah adalah apa
yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. (meliputi ucapan, prilaku, serta
ketetapan beliau). Sedangkan yang dimaksud dengan pengertian jama’ah adalah
segala sesuatu yang yang telah disepakati oleh para sahabat Nabi saw. pada masa
Khulafa’ ar-Rasyidin yang empat yang telah diberi hidayah Allah.”
Secara historis, para imam Aswaja di bidang
akidah telah ada sejak zaman para sahabat sebelum munculnya paham Mu’tazilah.
Imam Aswaja pada saat itu diantaranya adalah ‘Ali bin Abi Thalib ra., karena
jasanya menentang pendapat Khawarij tentang al-Wa‘d wa al-Wa‘îd dan
pendapat Qadariyah tentang kehendak Allah dan daya manusia. Di masa tabi’in ada
beberapa imam, menulis beberapa kitab untuk mejelaskan tentang paham Aswaja,
seperti ‘Umar bin ‘Abd al-Aziz dengan karyanya “Risâlah Bâlighah fî Raddi
‘alâ al-Qadariyah”. Para mujtahid fiqh juga turut menyumbang beberapa karya
teologi untuk menentang paham di luar Aswaja, seperti Abu Hanifah dengan
kitabnya “Al-Fiqh al-Akbar”, Imam Syafii dengan kitabnya “Fi Tashîh
al-Nubuwwah wa al-Radd ‘alâ al-Barâhimah”. Generasi Imam dalam teologi
Aswaja sesudah itu kemudian diwakili oleh Abu Hasan al-Asy’ari (260 H – 324 H).
Akidah Aswaja secara substantif telah ada sejak
masa para sahabat Nabi saw. Artinya paham Aswaja tidak mutlak seperti yang
dirumuskan oleh Imam al-Asy’ari, tetapi beliau adalah salah satu diantara imam
yang telah berhasil menyusun dan merumuskan ulang doktrin paham akidah Aswaja
secara sistematis sehingga menjadi pedoman akidah Aswaja.
Dalam perkembangan sejarah selanjutnya, istilah
Aswaja secara resmi menjadi bagian dari disiplin ilmu keislaman. Dalam aqidah pengikut
rumusan yang digagas oleh Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur
al-Maturidi. Dalam fiqh pengikut mazhab empat, Dalam tasawuf adalah Imam
al-Ghazali, Abu Yazid al-Bisthomi, Imam al-Junaydi, Semuanya menjadi diskursus
Islam paham Ahlussunnah wal jama’ah.
Secara teks, ada beberapa dalil Hadits yang
dapat dijadikan dalil tentang paham Aswaja, sebagai paham yang menyelamatkan
umat dari kesesatan, dan juga dapat dijadikan pedoman secara substantif.
Diantara teks-teks Hadits Aswaja
افْتَرَقَتْ الْيَهُودُ عَلَى إحْدَى
وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَافْتَرَقَتْ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ
فِرْقَةً وَ سَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، كُلُّهُمْ
فِي النَّارِ إلَّا وَاحِدَةً. قَالُوا: مَنْ هم يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: مَا
أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي. رَوَاهُ أَبُو دَاوُدوَالتِّرْمِذِيُّ وَابْنُ
مَاجَهْ
Artinya: Dari Abi Hurayrah ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda, “Terpecah umat Yahudi menjadi 71 golongan. Dan terpecah umat Nasrani
menjadi 72 golongan. Dan akan terpecah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya
masuk neraka kecuali satu.” Berkata para sahabat, “Siapakah mereka wahai
Rasulullah?” Rasulullah saw. Menjawab,
“Mereka adalah yang mengikuti aku dan para sahabatku.” (HR. Abu Dawud,
Turmudzi, dan Ibnu Majah).
Jadi inti paham Ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja)
seperti yang tertera dalam teks Hadits adalah paham keagamaan yang sesuai
dengan sunnah Nabi saw. dan petunjuk para sahabatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar