Tugas Final
Nama : Ridwan
Mahasiswa
PPs : Pendidikan Islam II
Mata
Kuliah : Metodologi Studi Islam
Dosen
Pengasuh : Prof. Drs. Yusny Saby,
MA.Phd
1. Metodologi Studi Islam telah disusun sebagai salah satu mata kuliah yang
penting di pasca IAIN. Apa yang anda pahami tentang mata kuliah ini?
2. Banyak model kajian keislaman telah dilakukan selama ini. Hasilnya pun
sangat bervariasi. Bagaimana sebaiknya kajian keislaman ditata sedemikian rupa,
terutama di lembaga2 pensisikan Islam, sehingga dapat mengantarkan penganutnya
ke rahmatal lil'alamin. Uraikan jawaban saudara!
3. Minat kajian tentang islam nampaknya telah kian meningkat dalam skala
global. Apa saja alasan yang dapat dipantau tentang kecenderungan tersebut.
Berikan alasan dalam jawaban saudara!
4. Ketika kita amati, penganut agama selain agama islam nampaknya tidak lagi
saling berseteru antar mereka, walaupun perbedaan begitu nyata; namun penganut
Islam masih saja saling menyalahkan dan bahkan bermusuhan antara mereka, sampai
hari ini. Bagaimana dapat anda jelaskan gejala ini, dimana salahnya dan
bagaimana cara menyadarkannya? Uraikan dengan jelas disertai argumen!
Jawaban No. 1
Mata kuliah Metodologi Studi Islam dipelajari agar peserta didik
mampu memahami dan mempunyai gambaran integral dan sikap ilmiah dalam mengkaji
aspek-aspek agama Islam, baik ajaran, institusi sosial maupun budaya dengan
menggunakan berbagai metode dan pendekatan yang sesuai serta menerapkannya
dalam pengkajian tematik.
Ruang lingkup pembahasan sekurang-kurangnya; 1. Pengertian dan Lingkup Studi Islam, 2. Sumber dan Karakteristik
Islam, 3. Normativitas dan Historisitas dalam Studi Islam, 4. Manusia dan
Kebutuhan Doktrin Agama, 5. Metodologi Pemahaman Islam di Indonesia, 6. Studi
Islam Interdisipliner, 7. Berbagai Pendekatan Studi Islam, a). Pendekatan
Teologis Normatif, b). Pendekatan Antropologis, c). Pendekatan Historis, d).
Pendekatan Politis, e). Pendekatan Filosofis, f). Pendekatan Historis, g).
Pendekatan Semiotika, h). Pendekatan Fenomenologis 8. Aneka Metodologi Studi
Islam; a). Metodologi Ulumul Tafsir, b). Metodologi Ulumul Hadits, c).
Metodologi Fiqh, d). Metodologi Tasawwuf e). Metodologi Filsafat, 10. Aneka
Metodologi Studi Islam; a). Metodologi Pemikiran Modern, b). Metodologi
Pendidikan Islam, c). Metodologi Tekstualitas dan Kontekstualitas, d).
Metodologi Muqaranah Madzhab,
Jawaban No. 2
Melihat kenyataan yang ada di lapangan memilih metode dan teknik yang digunakan memang memerlukan keahlian
tersendiri. Seorang pendidik harus pandai memilih metode dan teknik yang akan
dipergunakan, dan teknik tersebut harus dapat memotivasi serta memberikan
kepuasan bagi peserta didiknya.
Perlu diterapkan suatu cara alternatif guna
mempelajari studi keislaman yang kondusif dengan suasana yang cenderung
rekreatif sehingga memotivasi peserta untuk mengembangkan potensi
kreativitasnya. Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah dengan
penerapan suatu paradigma baru dalam pembelajaran, yaitu dengan metode
pembelajaran kontekstual, dikarenakan ada kecenderungan dewasa ini untuk
kembali pada pemikiran bahwa peserta akan lebih baik jika lingkungannya
diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika peserta didik “mengalami”
apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui”-nya.
Salah satu alternatif yang bisa dilakukan dalam
menumbuhkan motivasi belajar dengan penerapan teknik Learning Community salah
satu dari tujuh komponen yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual.
Teknik Learning
Community merupakan suatu
teknik belajar dengan bekerja sama dengan orang lain untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih baik dibanding dengan belajar sendiri.
Jawaban No. 3
Tuntutan zaman yang semakin canggihnya
teknologi menuntut generasi muda untuk bisa lebih lengah, lalai dan terfana
dengan hal itu, sehingga orang tua pun berlomba-lomba bagaimana bisa menjadikan
anaknya pintar komputer dan lancar teknologi jangan "gatek" gagu
teknologi, namun sayangnya karena porsi yang berlebih terhadap ilmu dunia
sampai-sampai karena mesti anak belajar di tempat les sore hari, kegiatan
belajar Al Qur’anpun dilalaikan. Lihatlah tidak sedikit dari generasi muda saat
ini yang tidak bisa baca Qur’an, bahkan ada yang sampai buku Iqra’ pun tidak
tahu.
Bukan berarti kita tidak boleh
mempelajari ilmu dunia. Dalam satu kondisi mempelajari ilmu dunia bisa menjadi
wajib jika memang belum mencukupi orang yang capable dalam
ilmu tersebut. Misalnya di suatu desa belum ada dokter padahal sangat urgent
sehingga masyarakat bisa mudah berobat. Maka masih ada kewajiban bagi sebagian
orang di desa tersebut untuk mempelajari ilmu kedokteran sehingga terpenuhilah
kebutuhan masyarakat. Namun yang perlu diperhatikan di sini bahwa sebagian
orang tua hanya memperhatikan sisi dunia saja apalagi jika melihat anaknya
memiliki kecerdasan dan kejeniusan. Orang tua lebih senang menyekolahkan
anaknya sampai jenjang S2 dan S3, menjadi pakar polimer, dokter, dan bidan,
namun sisi agama anaknya tidak diperhatikan.
Mereka lebih pakar menghitung, namun
bagaimanakah mengerti masalah ibadah yang akan mereka jalani sehari-hari,
mereka tidak paham. Untuk mengerti bahwa menggantungkan jimat dalam rangka
melariskan dagangan atau menghindarkan rumah dari bahaya, mereka tidak tahu
kalau itu syirik. Inilah yang sangat disayangkan. Ada porsi wajib yang harus
seorang anak tahu karena jika ia tidak mengetahuinya, ia bisa meninggalkan
kewajiban atau melakukan yang haram. Inilah yang dinamakan dengan ilmu wajib
yang harus dipelajari setiap muslim. Walaupun anak itu menjadi seorang dokter
atau seorang insinyur, ia harus paham bagaimanakah mentauhidkan Allah,
bagaimana tata cara wudhu, tata cara shalat yang mesti ia jalani dalam
kehidupan sehari-hari. Tidak mesti setiap anak kelak menjadi ustadz. Jika
memang anak itu cerdas dan tertarik mempelajari seluk beluk fiqih Islam, sangat
baik baik sekali jika ortu mengerahkan si anak ke sana. Karena
mempelajari Islam juga butuh orang-orang yang ber-IQ tinggi dan cerdas
sebagaimana keadaan ulama dahulu seperti Imam Asy Syafi’i sehingga tidak salah
dalam mengeluarkan fatwa untuk umat. Namun jika memang si anak cenderung pada
ilmu dunia, jangan sampai ia tidak diajarkan ilmu agama yang wajib ia pelajari.
Jawaban No. 4
Dilihat dari kondisi Islam
dunia saat ini memang sangat tertinggal, tekad bersama untuk mengembalikan
kejayaan Islam dengan segala kemampuan dan usaha yang dimiliki belumlah seperti
yang diharapkan sebagai sesuatu yang benar-benar bangkit. Umat Islam dunia masih saja dalam kondisi keterpurukan. Mekipun
telah beberapa orang, kelompok dan organisasi yang mulai bangkit dan menyerukan
hal yang sama sambil menyadarkan umat islam dan berkarya untuk membuktikan hal
itu. Hingga saat ini praktis bisa dikatakan bahwa umat Islam memang masih
sebagai sesuatu yang belum berarti (secara politis) bagi dunia.
Kebanggaan yang dapat ditampilkan bagi umat Islam
saat ini masih sangat sedikit sekali. Paling-paling negara Arab yang kaya
dengan minyak, itupun karena keberuntungan takdir saja bahwa cadangan minyak
terbesar dunia ada disana. Dibidang ekonomi masyarakat muslim dunia sama sekali
tidak bisa diandalkan. Sampai sekarang sistem yang dipakai tetap saja
kapitalisme dengan segala konsekuensinya. Negara-negara Muslim yang memang
sudah miskin semakin miskin saja dengan kapitalisme yang dibanggakan Amerika.
Sistem perekonomian Islam yanng menjanjikan keadilan itu tidak mencul sama
sekali. Padahal beberapa abad sistem ini dipakai dan pernah terbukti
keampuhannya. Sistem bank konvensional (riba) masih menjadi pilihan utama
masyarakat dunia. Belum lagi dengan kemiskinan negara-negara Muslim yang
menyebabkan mereka harus berhutang pada negara-negara kapitalis. Yang pada
gilirannya juga akan mempersulit mereka. Bahkan untuk sekedar membayar bunga
hutang.
Dari segi politik juga demikian. Amerika dengan PBB
sebagai tunggangannya praktis menguasai seluruh negara didunia tidak terkecuali
negara Muslim. Dengan kekuatan persenjataan dan teknologi tinggi, secara
politis Amerika telah menjadi polisi dunia. Begitu pula kelompok-kelompok
pertahanan dan plitik seperti NATO yang sangat represif terhadap Islam.
Dipentas dunia, negara-negara Muslim sendiri tidak punya kekuatan jika
dibanding mereka. Organisasi negara-negara Islam seperti Organisasi Kerjasama
Islam (OKI) tidak bisa berbuat banyak menghadapi PBB dan NATO. Bahkan sekedar
turun berperan serta dalam menentukan harga dan kuota minyak yang negara-negara
Arab sangat berkepentingan terhadap hal itu tidak mampu dilakukan.
Fakta-fakta masih terpingirkannya peran Islam dalam
dunia internasional ditambah lagi dengan intervensi yang berlebihan terhadapap
negara-negara Muslim Arab dan ketidak jelasan sikap mengenai Palestina,
Kashmir, Pattani, Moro, Bosnia, Cechnya, dan Pakistan. Campur tangan pihak luar
yang bisanya sangat ditentukan oleh berbagai kepentingan politik dan ekonomi
dunia.
Dunia Ummah Islam saat ini berada pada anak tangga
bangsa-bangsa terbawah. Didalam abad ini, tidak ada kaum lain yang mengalami
kekalahan dan kehinaan seperti yang dialami kaum Muslimin. Kaum Muslimin telah
dikalahkan, dibantai, dirampas negeri dan kekayaannya, dirampas kehidupan dan
harapannya. Saat ini kondisi umat Islam terpecah belah kedalam 50-an negara.
Kolonialisme telah berhasil melakukan hal itu. Dan dari sana selalu saja
memunculkan friksi antar umat Islam sendiri mengenai batas wilayah yang lebih
sering menimbulkan peperangan berkepanjangan daripada kepahaman dan
persaudaraan.
Amerika sangat berkepentingan dengan negara Muslim
(khusunya Arab) guna kepentingan ekonomi karena ladang minyaknya, sekaligus
memuaskan ambisi politiknya. Selama ini Amerika Serikat membidikkan matanya
pada dunia ketiga, khususnya negara-negara Timur Tengah. Washington mencari
jalan memulai melaksanakan poltik perluasan yang bertujuan untuk dapat menjamah
ladang-ladang minyak, menghantam segala apa yang disebut dengan gerakan-gherkan
teror, menyebarkan pangkalan-pangkalan perang dibeberapan negara kawasan itu.
Alasan yang dipakai adalah untuk menjaga keamanan.
Bagaimanapun umat Islam telah berhasil dikelabuhi
oleh berbagai gerakan pemBaratan yang berakibat ada semacam trend dikalangan umat Islam untuk meniru
Barat dan merasa asing serta phobi pada Islam sendiri. Dari segi sosial budaya
umat Islam lebih menyukai meniru Barat dalam banyak hal seperti model
berpakaian, cara bergaulan, bahasa dan simbol-simbol budaya lainnya. Kemudian
ini juga berlanjut dengan menganggap baik segala apa yang berasal dari Barat dan
sebaliknya menganggap yang dari Islam itu jelek dan ketinggalan jaman. Hal ini
cukup lama dirasakan sehingga keagungan Islam sendiri semakin tidak dirasakan,
bahkan oleh umat Islam sendiri.
Umat Islam pernah memimpin dalam hal ilmu
pengetahuan. Ilmuan Islam telah menemukan banyak hal, kemudian ilmu itu disusun
dalam buku-buku pengetahuan yang senantia dikembangkan melalui
penelitian-penelitian. Ilmuan besar seperti Abu Sina, al FArabi, Ibn Khaldun
dll membuktikan bahwa Islam pernah memimpin kejayaan ilmu pengetahuan. Namun
seiring dengan kemunduran Islam, para ilmuan Islam pun semakin sedikit dan
malah sumber-sumberi ilmu pengetahuan dalam ribuan buku dihancurkan dan
sebagian diambil pihak Barat untuk dikembangkan. Akhirnya kemudian yang
mengalami perkembangan pesat ilmu pengetahuan justru bukan golongan Islam.
Sehingga saat ini seolah-olah bahwa semua ilmu pengetahuan itu berasal dari
Barat. Meskipun harus diakui bahwa perkembangan lebih lanjut ilmu tersebut,
sehingga mencapai struktur yang baik dan mendalam memang berasal dari sana.
Karena memang kajian, penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan memang
sangat giat dilakukan di Barat. Sedangkan negara Muslim sendiri tidak serius
terhadap hal itu sehingga senantiasa tertinggal dalam penguasaan ilmu pengetahuan.
Sehingga ilmu dan metodologi yang dikeluarkan juga merupakan produk Barat yakni
sekulerisme. Yang kemudian menghilangkan unsur ketauhidan dalam ilmu
pengetahuan.
Teknologi kemudian juga mengikuti pola yang sama.
Karena pada prinsipnya science today is technology tomorrow, sedangkan bangsa
Muslim memang sangat kurang penguasaan konsep keilmuan disamping tidak ada uang
dan tidak memiliki perhatian untuk pengembangan ilmu menjadi teknologi. Maka
semakin lengkaplah ketertinggalan umat Islam.
Industri yang berkembang dan dimiliki oleh negara
Muslim sebenarnya adalah industri yang tidak lebih untuk sekedar memenuhi
kebutuhan yang kebanyakan tidak pokok. Itupun selalu saja bahwa bahan-bahan
baku harus diimpor dari negara-negara kapitalis. Industri yang didirikan dan
mendapat bantuan asing memang tidak pernah bisa memandirikan negara Muslim.
Karena tetap saja ada ketergantungan pada negara Barat.
Satu-satunya solusi umat Islam harus bangkit kembali
pada agama yang benar dan hidupkan semangat bersatu dan cinta ilmu walaupun kondisi
yang terjadi denganumat Islam saat ini, permasalahannya yang kompleks tidak
boleh menjadikan umat berputus asa, malah hal ini menjadi tantangan besar bagi
umat, khususnya intelektual muslim untuk mengupayakan tercipanya kesadaran bersama
dan usaha-usaha berbaikan yang sinergi antar seluruh elemen muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar